Kamis, 29 April 2010

Penyuluhan Dokter Gigi

Seorang dokter muda berparas cantik dari kota melakukan penyuluhan kesehatan di suatu Desa.

“Saya ingin tahu se berapa sering bapak2 menggosok gigi ? tanya sang dokter.

Warga 1: (agak malu-malu) “kalo saya sih cukup sekali sehari.”

Warga 2: “Payah! Saya 3 kali sehari!”

Dokter: “Bagaimana perhitungannya?”

Warga 2: “Pagi hari setelah sarapan, siang hari setelah makan, dan malam hari sebelum tidur.”

Warga 3: “Gitu aja sombong… saya dong 12 kali…”

dokter: “Wah… itu bagaimana ngitungnya?”

Warga 3: “Januari, Februari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Agustus, September, Oktober, November, Desember.”

Dokter: @#$%&^*!

Selasa, 27 April 2010

Wawancara

Pengertian wawancara :
Wawancara adalah suatu metode pengumpulan berita, data, atau fakta di lapangan. Prosesnya melalui komunikasi lisan & bertatap muka langsung antara narasumber & interviewer (pewawancara) dalam sebuah hubungan untuk sebuah tujuan tertentu.

Tujuan wawancara :
Menyelidiki seseortang untuk suatu pekerjaaan, mengumpulkan data penelitian, meulis kisah berita, atau mencari informasi

Tahap-tahap wawancara :
Tahap persiapan :
-Fisik = harus menjaga kesehatan sebelum wawancara. Agar bila saatnya tiba nanti, tidak akan merasa terganggu
-Mental = persiapkan mental yang kuat. Bisa saja yang kita wawancarai itu adalah seorang pemulung. Pasti bila mulai wawancara, kita akan merasa gugup, takut atau tidak konsentrasi. Jadi, persiapkanlah mental yang benar-benar matang.
-Daftar pertanyaan = ini yang paling penting. Takkan ada yang wawancara tanpa ada pertanyaan. Jadi, buatlah daftar pertanyaan yang ingin kita tahu. Jangan pergi berwawancara tanpa ada pertanyaan, misalnya baru akan membuat daftar pertanyaan saat bertemu dengan narasumber. Maka pasti, kita akan kebingingan membuatnya. Selain itu, tentu akan membuang-buang waktu narasumber.
Tahap pelaksanaan :
-Datang tepat waktu
-Perhatikan penampilan
-Perkenalkan diri pada narasumber
-Perkenalkan masalah yang akan ditanyakan
-Mulai dengan pertanyaan yang ringan lalu langsung ke persoalan inti
-Pertanyaan tidak bersifat interogatif (terkesan memojokkan narasumber)
-Hindari pertanyaan yang sifatnya menggurui
-Dengarkan dengan baik jawaban dari narasumber
-Usai wawancara, ucapkan terima kasih kepada narasumber

Kesuksesan Pertamaku Di Sekolah (Dalam Pelajaran Bahasa Indonesia)

Hari itu, Rabu 29 Juli 2009 adalah hari untuk mengumpulkan tugas dari guru Bahasa Indonesia kami, Pak Muslimin tentunya. Tugasnya berupa materi tentang wawancara yang akan kami pelajari nanti. Untung, saya bisa selesaikan tepat waktu. Yah, lumayan lamalah untuk menyelesaikannya…
Tapi, ada juga kawan-kawanku yang ga selesaikan tugasnya. Mungkin mereka lupa atau gat tau tentang tugas itu. Kata Pak Mus ,ini sih gagal namanya. Tapi ternyata ada juga yang hanya menyalin (mem-fotocopy maksudnya) tugas orang lain. Pak Mus juga menyatakan tugas mereka itu gagal. Nah, untunglah hasil jerih payahku ini diberi hadiah kesuksesan oleh Pak Mus. Tugasku ini asli lho, bukan dari copy-an atau salinan, tapi nyari sendiri…
Yah kalau dihitung-hitung, uang ku habis Rp. 8000 untuk materi ini. Pak Mus menyuruhku untuk menuliskan kenapa aku memilih mencari materi ini sendiri. Yah ku jawab aja, karena aku ingin hasil yang ku dapat ini adalah hasil yang orisinil, bukan dari salinan. Aku ga ma terus-menerus bergantung pada orang lain. Walau uang yang keluar cukup banyak, aku merasa bangga dengan semua itu. Hasil jerih payahku terbayar sudah. Inilah yang ku nanti, mencapai kesuksesan dengan kerja keras & kemauan sendiri. Sesuai dengan kata yang diucap Pak Mus dulu…
Menurutku, ternyata berusaha dengan usaha sendiri itu, memang lebih baik daripada hanya meniru hasil karya orang lain. Hhehe…

Perjumpaan Pertama yang ANEH & TAK BIASA…

Suasana yang agak berisik terngiang-ngiang di telingaku. Tambah lagi cuaca yang emang cukup panas, buatku mencucurkan keringat. Ga berapa lama kemudian, bel tanda masuk berbunyi yang menandakan waktu istirahat di SMAN 11 Makassar telah usai. Aku yang kebetulan ada dalam kelas, segera menyiapkan buku untuk pelajaran berikutnya…

Selang beberapa menit berlalu, seorang pria datang menuju ke kelasku bersama 2 anak kecil yang lucu-lucu. Ia pun masuk, mengucapkan salam & memperkenalkan dirinya. Muslimin Marwas namanya. Ia ternyata adalah guruku dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Dan kedua anak kecil tadi adalah buah hatinya. Aku merasa ga begitu asing dengannya, mungkin karena aku pernah melihatnya 1 atau 2 kali…

Di awal pembelajaran, Pak Muslimin menjanjikan bahwa ia akan membuat pelajaran Bahasa Indonesia yang biasanya kurang menarik menjadi menyenangkan. Kemudian beliau bertanya padaku & teman-teman yang lain tentang tujuan kami memilih kelas jurusan IPA. Yah, memang saat itu aku berada pada kelas XI IPA 4. Hasilnya pun beragam antara 1 & yang lain.

Kemudian Pak Mus (nama singkatan yang kusuka) mencoba menerangkan pada kami semua, tentang besarnya biaya yang akan kami keluarkan selama beberapa tahun kedepan untuk meraih gelar sarjana. Biaya itupun, ga lain & ga bukan berasl dari orang tua kami masing-masing. Dan hasilnya pun ga tanggung-tanggung lho!! Bayangin, ± Rp. 150 juta!!! Nilai yang ga pernah terlintas di akal pikiranku…

Entah ada gerangan apa, tiba-tiba aku dipanggil naik ke depan oleh Pak Mus. Aku gat tau mau diapakan aku ini. Pak Mus menyuruhku untuk mainkan sebuah game yang judulnya agak serem, “Belajar Mati”. Aku kaget, masalahnya aku belum pernah merasakan yang namanya mati (hihi, emang kan..). akhirnya aku mau juga mainkan game itu. Aku hanya disuruh pura-pura mati dalam hitungan ke-3. 1,2 & 3, aku pun pura-pura mati. Ternyata namanya ga seseram kalau udah dimainkan. Setelah itu, aku kembali ke tempat…

Dibalik game itu, ternyata tersirat sebuah makna. Pak Mus memberikan kami gambaran tentang apa yang terjadi setelah kami mati nanti. Semua biaya ratusan juta itu akan terbang & lenyap begitu aja ketika kami telah tiada lagi. Sungguh kenyataan yang berat, tapi memang begitulah keadaannya...

Ga lama berselang, Pak Mus memberi kami sebuah game lagi. Aku ga tau apa nama gamenya, tapi aku panggil dengan “Mengingat Orang Lain”. Kami semua disuruh berdiri di atas kursi masing-masing, sedang Pak Mus sendiri jongkok di lantai. Keadaa ini menunjukkan suatu makna, yaitu bila kita telah berada pada titik puncak (mencapai keberhasilan), janganlah lupa dengan orang-orang kecil. Orang-orang yang berada di bawah kita yang butuh pertolongan & uluran tangan…

Selai 2 games tadi, Pak Mus juga mengajarkan kami sebuah hal. Ia mengajarkan kepada kami, bahwa kunci menuju kesuksesan adalah “kemauan” disertai dengan “kerja keras”. Jangan hanya mengandalkan salah satunya, tapi lakukanlah keduanya. Karena keduanya merupakan kombinasi untuk meraih mimpi,eh salah, meraih SUKSES…

Bel pun berbunyi, menandakan habislah sudah waktu pembelajaran Bahasa Indonesia kelasku. Pak Mus pun memberi salam, lalu kemudian segera keluar karena guru mata pelajaran berikutnya telah menanti…

Begitulah, tanggal 22 Juli 2009 merupakan awal perjumpaan kami dengan Pak Muslimin Marwas, guru Bahasa Indonesia baru di kelasku. Dibanding dengan perjumpaan pertama dengan guru-guru yang lain, perjumpaan ini ku sebut aneh & tak biasa ku alami, mungkin juga belum pernah ku alami. Walaupun demikian, Pak Mus telah memberi pelajaran yang sangat berguna & memberi kesan yang ga mungkin ku lupakan bagiku & teman-temanku di awal perjumpaan kami. Terima kasih Pak!!!

Senin, 26 April 2010

Berpergian ke Luar Angkasa Jadi Lebih Awet Muda ?!

Mau memperlambat penuaan atau ingin awet muda? Pergi saja ke luar angkasa. Konon perjalanan ke luar angkasa bisa membuat umur kita melambat.
Ini karena setiap kali seseorang pergi ke luar angkasa, perhitungan umurnya lebih lambat jika dibandingkan dengan umur mereka yang tinggal di bumi. Jadi sekembali astronot ke bumi, bisa di bilang mereka awet muda jika dibanding orang yang sebaya.
Fenomena perlambatan waktu ini dijelaskan oleh teori yang muncul dari seorang maha fisikawan, Albert Einsten. Apalagi kalau bukan melalui teorinya yang terkenal, teori relavitas. Berpangkal dari teori relavitas umum (E=mc2), kemudian berkembang juga teori Special Relavity (SR), atau teori relatifitas khusus.
Menurut teori ini, jam di dalam sebuah pesawat luar angkasa yang bergerak cepat akan berjalan lebih lambat daripada jam yang diam ditempat. Ini berlaku pada semua “jam” dari jam mekanis, jam atomis, dan jam biologis.
Sebagai contoh, sebuah jam di pesawat ruang angkasa yang bergerak pada 99 persen kecepatan cahaya akan maju tujuh kali lebih lambat daripada jam yang diam. Ini berarti, seorang astronot bertambah tua lebih lambat dari pada mereka yang tetap di bumi.

Hidup Hanya Sebuah Perjalanan

Dulu, ada seorang Kaisar yang mengatakan pada salah seorang penunggang kudanya, jika dia bisa naik kuda dan menjelajahi daerah seluas apapun, Kaisar akan memberikan kepadanya daerah seluas yang bisa dijelajahinya. Kontan si penunggang kuda itu melompat ke punggung kudanya dan melesat secepat mungkin untuk menjelajahi dataran seluas mungkin.

Dia melaju dan terus melaju, melecuti kudanya untuk lari secepat mungkin.Ketika lapar dan letih, dia tidak berhenti karena dia ingin menguasai dataran seluas mungkin. Akhirnya, sampailah dia pada suatu tempat di manacukup luas daerah telah berhasil dijelajahinya, dan dia menjadi begitu kelelahan dan hampir mati. Lalu dia berkata terhadap dirinya sendiri, "Mengapa aku memaksa diri begitu keras untuk menguasai daerah yang begitu luas? Sekarang aku sudah sekarat, dan aku hanya butuh tempat yang begitukecil untuk menguburkan diriku sendiri."

Cerita ini mirip dengan perjalanan hidup kita. Kita memaksa diri begitu keras tiap hari untuk mencari uang, kuasa, dan keyakinan diri. Kita mengabaikan kesehatan kita, waktu kita bersama keluarga, dan kesempatan mengagumi keindahan sekitar, hal-hal yang ingin kita lakukan, dan juga kehidupan rohani dan pelayanan kita.

Suatu hari ketika kita menoleh ke belakang, kita akan melihat betapa kita tidak membutuhkan sebanyak itu, tapi kita tak mampu memutar mundur waktu atas semua yang tidak sempat kita lakukan. Maka, sempatkanlah untuk memikirkan barang sejenak apa yang akan kita lakukan apabila kita mati besok.

Atau apa yang akan kita lakukan jika kita meninggal dalam waktu seminggu? Sebulan? Setahun? Sepuluh tahun? 40 tahun lagi? Bukankah suatu hal yang menyenangkan sekaligus menyeramkan mengetahui kapan kita akan mati? Tapi, itulah -- kita tidak tahu, kita semua tidak ada yang tahu...

Jalanilah hidup yang seimbang - Belajarlah untuk menghormati dan menikmati kehidupan, dan yang terutama: Mengetahui apa yang TERPENTING dalam hidup ini.